Dalam keadaan ihram, jamaah umroh harus mengucapkan niat dan membaca talbiyah, yaitu “Labbaik Allahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik, innal hamda wan ni’mata laka wal mulk, laa syariika lak” yang artinya “Aku datang menjawab panggilanMu ya Allah, aku datang menjawab panggilanMu. Tiada sekutu bagiMu, aku datang menjawab panggilanMu. Sesungguhnya segala pujian, nikmat, dan kerajaan hanya milikMu, tidak ada sekutu bagiMu”.
Tawaf
Setelah berada dalam keadaan ihram, jamaah umroh harus melaksanakan tawaf di sekitar Ka’bah sebanyak tujuh kali. Tawaf harus dimulai dari Hajar Aswad, yaitu batu hitam yang terletak di salah satu sudut Ka’bah.
Sa’i
Setelah menyelesaikan tawaf, jamaah umroh harus melakukan sa’i, yaitu berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Sa’i ini melambangkan upaya Hajar mencari air untuk putranya Ismail yang haus.
Tahallul
Tahallul adalah melepaskan keadaan ihram. Setelah menyelesaikan sa’i, jamaah umroh harus melepaskan ihram dengan cara memotong rambut atau mencukur rambut. Setelah tahallul, jamaah umroh sudah bisa melakukan aktivitas yang dilarang saat dalam keadaan ihram.
Tertib
Tertib adalah rukun umroh yang terakhir. Tertib artinya melakukan semua rukun umroh sesuai urutannya. Artinya, tawaf harus dilakukan terlebih dahulu, kemudian sa’i, dan terakhir tahallul.
Demikianlah penjelasan mengenai lima rukun umroh yang wajib dipenuhi oleh setiap jamaah umroh. Melakukan umroh dengan memenuhi rukun-rukun ini sangat penting agar ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Selain itu, juga penting bagi kita untuk memahami dan mempelajari lebih lanjut mengenai tata cara melaksanakan umroh agar ibadah kita menjadi lebih baik
Demikianlah penjelasan mengenai lima rukun umroh yang wajib dipenuhi oleh setiap jamaah umroh. Melakukan umroh dengan memenuhi rukun-rukun ini sangat penting agar ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Selain itu, juga penting bagi kita untuk memahami dan mempelajari lebih lanjut mengenai tata cara melaksanakan umroh agar ibadah kita menjadi lebih baik